PUISI
Waktu Perginya
Ia sedang dalam perjalanan pulang
naik entah kemana jauhnya
rasa hilang itu menyesakkan memang
namun Tuhan telah memberikan utusan
waktu perginya ...
Ia menyisihkan cinta
yang tak habis-habisnya ku reguk
lewat air hujan
lewat angin laut
lewat mentari esok
lewat mimpi malam
dan tatapan mata di setiap debur jantungku
awali pijakan
ANALISIS
Unsur Intrinsik
1. Tema : Kesedihan karena kehilangan
2. Amanat
Seseorang
yang hidup, suatu hari nanti akan kembali kepada Penciptanya. Maka dari
itu ikhlaskanlah kepergian orang yang kita kasihi, walaupun orang
tersebut meninggal tetapi masih terkenang akan cinta yang telah orang
itu berikan kepada kita semasa hidupnya
3. Citra / Pengimajian
Citra
merupakan bentuk imajinasi yang dilukiskan oleh penulis agar dapat
dihayati oleh pembaca dengan penglihatan, pendengaran, penciuman,
perabaan dan perasaan. Pada puisi tersebut, terdapat dua macam citraan
yakni citraan puisi dari aspek penglihatan, dan perasaan yang
ditimbulkan.
Citra Penglihatan
Ia sedang dalam perjalanan pulang
naik entah kemana jauhnya
Citra Perasaan
rasa hilang itu menyesakkan memang
namun Tuhan telah memberikan utusan
waktu perginya ...
Ia menyisihkan cinta
yang tak habis-habisnya ku reguk
lewat air hujan
lewat angin laut
lewat mentari esok
lewat mimpi malam
dan tatapan mata di setiap debur jantungku
awali pijakan
4. Rima
Rima
merupakan persamaan bunyi yang terdapat pada awal, tengah dan akhir
baris dalam puisi. Di dalam puisi ini tidak terdapat rima, puisi ini
termasuk dalam kategori puisi baru yang tidak mengutamakan rima.
- Diksi
Diksi
atau pilihan kata merupakan unsur penting di dalam penulisan sebuah
puisi. Pilihan kata bukan berarti penyingkatan kalimat, tetapi harus
jelas dalam menyampaikan makna.
Pada baris di bawah ini, secara jelas menceritakan bahwa penulis kesedihan dan keikhlasan pada keadaaan sekarang.
Ia sedang dalam perjalanan pulang
naik entah kemana jauhnya
rasa hilang itu menyesakkan memang
namun Tuhan telah memberikan utusan
Demikian pula pada baris yang lain juga menggambarkan kerinduan sang penulis.
waktu perginya ...
Ia menyisihkan cinta
yang tak habis-habisnya ku reguk
lewat air hujan
lewat angin laut
lewat mentari esok
lewat mimpi malam
dan tatapan mata di setiap debur jantungku
awali pijakan
Dari
puisi di atas, kita dapat mengetahui bahwa puisi tersebut merupakan
kesedihan hati dari penulis karena ditinggalkan oleh seseorang yang
dikasihinya.
6. Irama
Irama
adalah pergantian tinggi, rendah, panjang pendek, dan keras lembut pada
ucapan bunyi. Pada puisi diatas, pengucapan bunyinya lembut dilihat
dari kata-kata yang dipakai dalam puisi tersebut.
Ia sedang dalam perjalanan pulang
naik entah kemana jauhnya
rasa hilang itu menyesakkan memang
namun Tuhan telah memberikan utusan
waktu perginya ...
Ia menyisihkan cinta
yang tak habis-habisnya ku reguk
lewat air hujan
lewat angin laut
lewat mentari esok
lewat mimpi malam
dan tatapan mata di setiap debur jantungku
awali pijakan
7. Sudut Pandang
Dalam penulisan puisi tersebut, penulis menggunakan sudut pandang Orang ketiga yaitu “ia”
Ia sedang dalam perjalanan pulang
naik entah kemana jauhnya
rasa hilang itu menyesakkan memang
namun Tuhan telah memberikan utusan
waktu perginya ...
Ia menyisihkan cinta
yang tak habis-habisnya ku reguk
Unsur Ekstrinsik
1. Pengalaman hidup sastrawan
Soorjo
Sani S. lahir di kota Solo 20 Januari, anak ke tujuh dari delapan
bersaudara. Aktif menulis puisi sejak di bangku SMU. Selain itu juga
menulis naskah drama, skenario (sinetron/film), menjadi sutradara teater
dan beberapa film dokumenter maupun independen. Ketika Aku Mencintai
adalah kumpulan puisinya tahun 2000-2003
2. Pendidikan sastrawan
Mendapat gelar kesarjanaan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia
BACOTT ASUU
ReplyDeleteMajas apa yang digunakan
ReplyDeletega guna kont
ReplyDeletekerenn
ReplyDeleteKeren banget aku suka samuel jomok
ReplyDeleteSamuel baik dan jomok
ReplyDeleteSamuel baik dan jomok
ReplyDeleteKerja bagus
ReplyDeletePencipta nya hariyanto semoga membantu
ReplyDelete👙
ReplyDeleteMENYALA ABANGKU🌾🔥🔥🔥
ReplyDelete